KHUTBAH

Rabu, 18 Maret 2009 · 0 komentar
Hakekat Makna ‘Laa ilaaha illa Allah’

الحمد لله الذي ضاعف لمن أنفق في سبيله الأجور. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له و أشهد أن سيدنا محمدا عبده و رسوله شهادة تُنْجِي قَائِلَهَا من عذاب يوم النشور. اللهم صل وسلم و بارك علي سيدنا محمد الذي أرسل للعالمين رحمة وعلي آله و صحبه الذين جاهدوا في الله حق جهاده وكان هواهم تبعا لهداه و سَلّم تسليما كثيرا. اما بعد, فيا عباد الله اتقوا الله في السّرّ و العلانية ولا تموتن إلا وأنتم مسلمون.

Hadirin jamaah shalat jum’at yang dimuliakan Allah.
Pada kesempatan yang mulia dan melalui mimbar khutbah ini, saya ingin berwasiat kepada diri saya pribadi serta segenap hadirin untuk selalu bersama-sama kita tingkatkan kualitas keimanan serta ketaqwaan kepada Allah SWT. Dalam pengertian yang sebenarnya, yaitu melaksanakan segala yang diperintahkan oleh-Nya dengan penuh kesadaran, kesabaran serta ketulusan hati hanya karena Allah semata. Seraya tanpa putus asa selalu kita mengharap limpahan anugrah rahmat, maunah serta ridlanya, agar dapat kita raih hakekat kebahagiaan hidup di dunia saat ini, dan kelak di akhirat. Amien ya rabbal ‘alamin.

Hadirin siding Jum’at yang berbahagia…
Sudah menjadi fitrah manusia semenjak sebelum kelahirannya ke muka bumi, mengakui adanya dzat yang lebih tinggi dari apa yang dapat dirasakan. Dalam surat Al-A’raf, Allah berfirman:








“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)”

Dalam bahasa teologi, hal ini disebut ‘bertuhan’, sebuah hakekat inti ajaran aqidah. Karenanya, masalah ketuhanan tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Sadar atau tidak, semua orang pasti bertuhan dan melakukan penyembahan terhadap “tuhannya” itu.
Fitrah bertuhan yang dibawa manusia sejak belum lahir, merupakan potensi dasar yang harus tetap dipelihara dan dikembangkan. Ia tidak akan berubah sepanjang tidak terpengaruh faktor luar; yakni penyebab yang mempengaruhi manusia untuk menentang dan lari dari fitrahnya sendiri. Dalam sebuah hadits, Rasulullah menyatakan besarnya faktor luar yang mempengaruhi fitrah manusia; dalam hal ini orang tua.
كل مولود يولد على الفطرة، فأبواه يهوّدانه أو ينصرانه أو يمجسانه (متفق عليه)
“Setiap manusia terlahir dalam keadaan fitrah. Maka orang tuanyalah (yang berperan) menjadikan anak itu sebagai Yahudi, Nasrani atau Majusi…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kenyataan inilah yang kemudian menjadi persolan. Benarkah Tuhan yang manusia sembah adalah Dzat yang telah menciptakan dan mengatur alam semesta dan seisinya? Atau, malah “tuhan” yang diciptakan manusia sendiri? Menurut para ulama, inti aqidah tidak bisa terlepas dari dua dimensi: meyakni tiada Tuhan selain Allah SWT, dan mengikrarkan diri bahwa Nabi Muhammad adalah utusan-Nya.
Keyakinan terhadap keesaan Allah sesungguhnya bukan sekedar mengakui Allah sebagai pencipta langit, bumi dan seisinya saja. Tauhid dalam pengertian ini, pada dasarnya diakui pula oleh kaum Jahiliyah, jauh sebelu datangnya Islam. Hal ini tergambar dalam firman-Nya:




“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka, ‘siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?’ Tentu mereka akan menjawab, ‘Allah’ Maka, betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar)” (QS. 29:61)
Pengakuan terhadap keeasaan Allah berikutnya mesti diiringi ketulusan untuk dibimbing sunnah Nabi, sang pembawa risalah. Mengesampingkan peran Rasulullah saat memahami risalah Islam dalam kitab suci al-Qur’an merupakan ketimpangan mendasar yang tidak bisa ditoleransi. Terlebih, banyak ayat-ayat al-Qur’an yang membutuhkan rincian dan pembatasan; baik menyangkut lafadz, serta kandungan makna. Inilah salah satu misi utama Nabi Muhammad SAW, diutus ke bumi, (QS. 16:44).
Ketulusan untuk menjalankan bimbingan Rasul semakin terasa dibutuhkan saat meyakini bahwa agama Islam menjadi ajaran terakhir yang diwahyukan Allah di atas muka bumi. Ia akan selalu sama sejak pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Keyakinan pada aspek kemurnian Islam akan menjadi modal utama keimanan setiap muslim.

Hadirin jama’ah shalat Jum’at, rahimakumullah…
Sebagai hamba yang meyakini kebesaran Allah SWT, mungkin sudah tidak dapat dihitung berapa jumlah pengikraran kita, bahwasanya tiada Tuhan selain Allah (laa ilaaha illa Allah). Hampir setiap waktu kita lantunkan lafadz tahlil ini. Atau, minimal setiap malam jum’at kita bersama-sama membacanya.
Masalahnya, dapatkah kita menterjemahkannya dalam kehidupan sehari-hari? Benarkah hanya Tuhan Allah yang betul-betul kita anggap sebagai tuhan? Tanyakan diri kita masing-masing, tidakkah kita mempunyai banyak tuhan yang kita ciptakan sendiri?
Harta kita, jabatan kita, harga diri kita, kehormatan keluarga kita, tanpa terasa, sering menjelma menjadi tuhan-tuhan yang bahkan menyilaukan mata hati untuk melihat Tuhan yang sebenarnya!
Sebagai standar kualitas kebertuhanan kita, untuk menterjemahkan ‘laa ilaaha illa Allah’, betulkah yang kita sembah adalah Allah, istafti qalbak, tanyakan hatimu, apa yang mendasari cinta serta benci kita terhadap sesama manusia? Karena Allah kah? Atau karena hartanya atau jabatannya? Bagaimana perbedaan yang kita rasakan saat melaksanakan shalat, bershadakoh? Samakah yang kita rasakan saat disaksikan orang dengan ketika melakukannya tanpa sepengetahuan satu orang pun?





A’izzail muslimun, asadakumullah…
Mengakhiri khutbah kali ini, mari bersam-sama kita berdo’a, mudah-mudahan kita bisa menjadi hamba Allah dengan sebenar-benarnya menghamba, semoga Allah tampakkan kepada kita segala hal yang baik adalah kebaikan dan setiap kebatilan adalah batil, serta melimpahkan anugrah-Nya kepada kita agar dapat sekuat mungkin menghindar.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم و نفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم تلاوته إنه هو البر الرؤوف الرحيم. وقل رب اغفر وارحم وأنت خير الراحمين.

awal

Jumat, 06 Maret 2009 · 0 komentar


blog ini saya buat diniatkan untuk semua hal yang berkaitan dengan curhat mencurhati. entah itu dari saya sendiri maupun curhatan orang-orang yang mau berbagi. so, bagi pengunjung bisa juga beri komentar or berbagi. it's free for you. so take it easy ya...

bagi pihak-pihak yang merasa dirugikan or tersinggung mohon secepatnya hubungi admin ya. supaya bisa segera ditindak lanjutin. dan mohon maaf sebelumnya. mau kan maafin saya....?

promo

adsense

mudah dapat dollar

asbak antik

asbak antik
antik, mewah, dan anggun. hanya Rp.7000
 

SKY DASHBOARD | Copyright © 2009 - Blogger Template Designed By BLOGGER DASHBOARD